BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 14 Februari 2013

foto kucing

Jumat, 01 Februari 2013

jual kucing

Sabtu, 23 Juni 2012

TULISAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI INTERNASIONAL Dalam berkembangnya kesadaran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan akuntansi dalam konteks global, para ahli ada yang berpendapat bahwa secara sistematis terdapat perbedaan pola perilaku akuntansi yang diterapkan di berbagai Negara. Hal ini dapat dilketahui dengan mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan system akuntansi pada suatu Negara. Esensinya adalah bahwa klasifikasi akuntansi dan system pelaporan yang dipengaruhi seperti oleh masalah ekonomi dan politik. Tujuan pengklasifikasian adalah: • Dapat membantu mengetahui sejauh mana suatu sistem memiliki kesamaan dan perbedaan • Bentuk-bentuk perkembangan sistem akuntansi suatu Negara dengan Negara lain serta kemungkinannya untuk berubah. • Alasan mengapa suatu sistem mempunyai pengaruh dominan dibandingkan dengan yang lain. PERKEMBANGAN Di bawah ini adalah faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan bunia akuntansi: • Sumber pendanaan Amerika dan Inggris yang memiliki kekuatan perdagangan yang cukup kuat memiliki focus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu investor menganalisis arus kas masa depan dan resiko terkait. • Sistem hokum Di duni abarat memiliki dua orientasi dasar, hokum kode (sipil) dan hokum (kasus). • Perpajakan Peraturan pajak secara efektif dapat menentukan standar akuntansi karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun dikalim untuk keperluan perpajakan. • Ikatan politik dan ekonomi Beberapa Negara berkembang menggunakan sistem akuntansi yang dianut Negara maju, namun hal tersebut ada yang Karen paksaan namun ada jug yang karena pilihan sendiri. • Inflasi Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap akun-akun perusahaan. • Tingkat perkembangan ekonomi Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. • Tingkat pendidikan Standar dan praktik akuntansi yang sangat rumit mumbutuhkan tenaga ahli dalam penerapannya, kalau tidak maka kemungkinan besar bisa disalahgunakan. • Budaya Budaya sendiri berpengaruh terhadap perilaku masing-masing individu dalam mendasari pengaturan kelembagaan di suatu Negara yang nantinya akan secara tidak alangsung akan berpengaruh terhadap akuntansinya. KLASIFIKASI Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan prektik akuntansi seluruh dunia. Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pada pertengahan tahun 1960-an, dimana diidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di Negara-negara barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar: • Berdasarkan pendekatan makro ekonomi Berdasarkan pendekatan ini praktik akuntansi didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makro ekonomi nasional. • Berdasarkan pendekatan mikro ekonomi Pada pendekatan ini akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip mikro ekonomi yang fokusnya terletak pada perusahaan secara individu yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup dengan mempertahankan modal fisik yang dimiliki. • Berdasarkan pendekatan independen Pada pendekatan ini akuntansi berasal dari prektik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. • Berdasarkan pendekatan yang seragam Pada pendekatan ini akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk kendali administrative oleh pemerintah pusat. SUMBER : http://disfianoni.blogspot.com/2011/04/perkembangan-dan-klasifikasi-akuntansi.html POLA, BUDAYA, DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL Proses klasifikasi membantu kita menjelaskan dan membandingkan sistem akuntansi internasional dalam cara yang akan meningkatkan pemahaman realitas yang kompleks dari praktek akuntansi. Skema klasifikasi harus memberikan kontribusi untuk peningkatan pemahaman • sejauh mana sistem nasional mirip atau berbeda satu sama lain, • pola pengembangan sistem nasional individu dengan menghormati satu sama lain dan potensi mereka untuk berubah, dan • alasan beberapa sistem nasional memiliki pengaruh yang dominan sedangkan lainnya tidak. PENGARUH BUDAYA PADA SISTEM AKUNTANSI Dalam akuntansi, pentingnya budaya dan sejarah kini semakin diakui. Meskipun kurangnya perhatian terhadap dimensi ini di masa lalu dalam literatur klasifikasi internasional, Harrison dan McKinnon (1986) mengusulkan suatu kerangka metodologi menggabungkan budaya untuk menganalisis perubahan dalam peraturan pelaporan perusahaan keuangan di tingkat negara secara spesifik. Budaya dianggap sebagai elemen penting dalam kerangka untuk memahami bagaimana sistem sosial berubah karena pengaruh budaya dan nilai-nilai norma dan perilaku kelompok dalam dan di seluruh sistem. Melengkapi pendekatan ini, Gray (1988) mengemukakan bahwa kerangka teoritis yang menggabungkan budaya dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perbedaan-perbedaan internasional dalam sistem akuntansi dan untuk mengidentifikasi pola perkembangan akuntansi internasional. Gray berpendapat bahwa budaya, atau nilai-nilai sosial, pada tingkat nasional dapat diharapkan untuk menyerap subkultur organisasi dan kerja, meskipun dengan berbagai tingkat integrasi. Sistem akuntansi dan praktek dapat mempengaruhi dan memperkuat nilai-nilai sosial. BUDAYA, NILAI-NILAI SOSIAL, DAN AKUNTANSI Unsur Struktural Kebudayaan yang Mempengaruhi Bisnis Penelitian Hofstede pada tahun 1970 bertujuan mendeteksi elemen struktur budaya yang paling kuat mempengaruhi perilaku dalam situasi kerja organisasi dan institusi. Analisis statistik Hofstede mengungkapkan empat dimensi nilai sosial yang mendasari, yaitu Individualisme, Jarak kekuatan, Penghindaran Ketidakpastian, dan Maskulinitas. Penelitian selanjutnya oleh Hofstede dan Bond (1988) ke nilai-nilai Cina mengungkapkan dimensi kelima: orientasi jangka pendek vs jangka panjang, atau apa yang disebut Dynamisme Konfusianisme. Hal ini juga menunjukkan bagaimana negara-negara dapat dikelompokkan ke dalam wilayah budaya, berdasarkan skor mereka pada empat dimensi nilai, menggunakan analisis cluster dan dengan mempertimbangkan faktor-faktor geografis dan historis. Dalam penelitian selanjutnya, Hofstede tidak mengakui bahwa nilai-nilai budaya cenderung berubah sepanjang waktu dan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai sejauh mana dan alasan untuk perubahan. Makna dari empat dimensi nilai Hofstede (1984) : 1) "Individualisme vs Kolektivisme Individualisme menekankan pada kerangka sosial yang longgar pada individu masyarakat dimana seharusnya mengurus diri sendiri dan keluarga mereka saja. Berlawanan dengan itu, kolektivisme, menekankan pada kerangka sosial yang erat dimana individu sangat loyalitas terhadap keluarga ataupun kelompoknya. 2) Jarak kekuatan besar vs kecil, Jarak kekuatan adalah sejauh mana anggota masyarakat menerima gagasan bahwa kekuatan dalam lembaga-lembaga dan organisasi didistribusikan tidak merata. Isu mendasar oleh dimensi ini adalah bagaimana masyarakat menangani ketidaksetaraan antara orang-orang. 3) Penghindaran Ketidakpastian lemah versus kuat, Penghindaran Ketidakpastian adalah sejauh mana anggota masyarakat yang merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas. Isu mendasar ditangani oleh dimensi ini adalah bagaimana masyarakat bereaksi terhadap fakta bahwa waktu hanya berjalan satu kali dan bahwa masa depan tidak dapat diketahui, dan apakah akan mencoba untuk mengendalikan masa depan atau hanya membiarkan itu terjadi. 4) Maskulinitas vs Feminitas, Maskulinitas merupakan preferensi dalam masyarakat untuk prestasi, kepahlawanan, ketegasan, dan kesuksesan materi. Lawannya, Feminitas, merupakan preferensi untuk hubungan, kesopanan, merawat yang lemah, dan kualitas hidup. Isu mendasar ditangani oleh dimensi ini adalah cara di mana masyarakat mengalokasikan peran gender. Nilai Akuntansi dan Klasifikasi Internasional Nilai Akuntansi sangat relevan dengan profesional atau otoritas hukum untuk sistem akuntansi serta penegakannya yang sama baiknya dengan munculnya paksaan untuk menjadi profesionalisme dan keseragaman. Keduanya menitikberatkan pada peraturan dan tingkat penegakan hukum atau kesesuaian. Oleh karena itu, kita dapat mengklasifikasikan wilayah berdasarkan budaya. Nilai akuntansi juga sangat relevan pada pengukuran dan pengungkapan informasi secara konservatisme dan secara kerahasiaan. Oleh karena itu, negara-negara dapat dikelompokan sebagai optimisme dan transparansi dan kelompok Konservatisme dan kerahasiaan. klasifikasi pengelompokan negara Ini dengan wilayah budaya dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai lebih lanjut hubungan antara budaya dan sistem akuntansi. Klasifikasi ini sangat relevan untuk memahami karakteristik sistem otoritas dan penegakan hukum, dan karakteristik pengukuran dan pengungkapan. TEKANAN INTERNASIONAL UNTUK PERUBAHAN AKUNTANSI Model yang dikembangkan oleh Gray (1988) menguraikan proses perubahan akuntansi yang mengidentifikasikan sebuah jumlah tekanan internasional yang mempengaruhi perubahan akuntansi, termasuk menumbuhkan interdependensi ekonomi / politik internasional, tren baru dalam investasi langsung asing (FDI), perubahan dalam strategi perusahaan multinasional, dampak dari teknologi baru, pertumbuhan yang cepat dari pasar keuangan internasional, ekspansi di layanan bisnis, dan kegiatan organisasi peraturan internasional. Beberapa tekanan untuk perubahan yang timbul dari saling ketergantungan internasional yang terus berkembang dan dari kekhawatiran untuk menyelaraskan kerangka peraturan hubungan ekonomi dan keuangan internasional. Meskipun perbedaan dasar telah dibuat dan mungkin sampai batas tertentu masih harus dibuat antara Timur dan Barat (yaitu, negara-negara sosialis dan negara-negara kapitalis Barat) dan Amerika Utara dan Selatan (yaitu, negara maju dan berkembang), perubahan dramatis yang terjadi di tingkat politik, yang pada gilirannya menyebabkan perubahan ekonomi yang restrukturisasi lanskap bisnis internasional dan akuntansi. Paling menonjol, ekonomi perencanaan pusat sampai saat Uni Soviet dan Eropa Barat lebih berorientasi pasar pendekatan pembangunan ekonomi, seperti Republik Rakyat Cina. Selanjutnya, tren di seluruh dunia berkembang menuju deregulasi pasar dan privatisasi perusahaan sektor publik di banyak negara maju berkembang serta telah membuka peluang baru bagi investasi internasional dan joint venture dan aliansi internasional. Pengelompokan ekonomi, seperti Uni Eropa, telah menjadi pengaruh besar dalam mempromosikan integrasi ekonomi melalui pergerakan bebas barang, orang, dan modal antar negara. Untuk mencapai tujuannya, Uni Eropa telah memulai program utama harmonisasi, termasuk langkah-langkah untuk mengkoordinasikan hukum perusahaan, akuntansi, perpajakan, pasar modal, dan sistem moneter di negara-negara Uni Eropa. Organisasi-organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), juga sangat terlibat dalam pengembangan bisnis internasional dalam skala global. PBB bertanggung jawab bagi munculnya organisasi seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD), dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sumber : http://hpcrates.blogspot.com/2012/03/pola-budaya-dan-perkembangan-akuntansi.html Akuntansi Komparatif I Standar akuntansi adalah regulasi atau aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar akuntansi. Standar merupakan hasil dari penetapan standar. Namun, praktek sebenarnya berbeda dari yang ditentukan standar. Hal itu disebabkan 4 hal: di kebanyakan negara hukuman atas ketidakpatuhan dengan ketentuan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif; secara sukarela perusahaan boleh melaporkan infomasi lebih banyak daripada yang diharuskan; beberapa Negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasil; dan di beberapa Negara standar hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi. Penetapan standar akuntansi melibatkan gabungan kelompok sector swasta yang meliputi profesi akuntansi, pengguna dan penyusun laporan keuangan, para karyawan dan kelompok public yang meliputi badan-badan seperti otoritas pajak, kementrian yang bertanggungjawab atas hukum komersial dan komisi pasar modal. Bursa efek yang merupakan sector swasta atau public (tergantung negaranya) juga mempengaruhi proses tersebut. Di Negara-negara hukum umum, sector swasta lebih berpengaruh dan profesi auditing cenderung untuk dapat mengatur sendiri dan untuk lebih dapat melakukan pertimbangan atas atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan. Di Negara-negara hukum kode, sector public lebih berpengaruh dan profesi akuntansi cenderung untuk lebih diatur oleh Negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa standar akuntansi berbeda-beda di seluruh dunia. PERANCIS Akuntansi di Perancis sangat terkait dengan kode sehingga sangat mungkin melewatkan kenyataan bahwa legislasi hukum komersial (Code de Commerce) dan hukum pajak sebenarnya menentukan banyak praktek akuntansi dan pelaporan keuangan di Perancis. Dasar utama aturan akuntansi adalah Hukum Akuntansi 1983 dan Dekrit akuntansi 1983 yang memuat Plan Compatible General wajib digunakan oleh seluruh perusahaan. Setiap perusahaan harus memiliki manual akuntansi. Ciri khusus akuntansi di Perancis adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dengan laporan kelompok yang dikonsolidasikan. Hukum Perancis memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards-IFRS). Alasannya, banyak perusahaan multinasional dari Perancis yang mencatat sahamnya di luar negeri. Lima organisasi utama yang terlibat dalam proses penetapan standard di Perancis: a. Counseil National de la Comptabilite atau CNC (Badan Akuntansi Nasional) b. Comite de la Reglementation Comptable atau CRC (Komite Regulasi Akuntansi) c. Autorite des Marches Financiers atau AMF (Otoritas Pasar Keuangan) d. Ordre des Experts-Comptables atau OEC (Ikatan Akuntan Publik) e. Compagnie Nationale des Commisaires aux Comptes atau CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan Nasional) JERMAN Lingkungan akuntansi di Jerman mengalami perubahan terus menerus dan hasilnya luar biasa sejak berakhirnya Perang Dunia I. Hukum komersial pada secara khusus menuntut adanya berbagai prinsip tata buku yang teratur dan audit secara independen hampir tidak tersisa setelah perang usai. Hukum perusahaan tahun 1965 mengubah sistem pelaporan keunagan Jerman dengan mengarah pada ide-ide Inggris Amerika tetapi hanya berlaku bagi perusahaan besar. Pada awal tahun 1970an, Uni Eropa mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh Negara-negara anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh, dan kedelapan seluruhnya masuk ke dalam hukum Jerman melalui Undang-Undang Akuntansi Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985. Dua undang-undang baru diberlakukan pada tahun 1998, yang pertama menambah sebuah paragraf baru dalam buku ketiga Hukum Komersial Jerman sehingga memungkinkan perusahaan yang menerbitkan saham/utang pada sebuah pasar modal yang terorganisir untuk menggunakan prinsip akuntansi yang diterima secara internasional dalam laporan keuangan konsolidasi yang dibuatnya. Kedua, memperbolehkan pendirian organisasi sektor swasta untuk menetapkan standar akuntansi atas laporan keuangan konsolidasi. Hukum pajak secara garis besar menentukan akuntansi komersial. Prinsip penentuan (Massgeblichkeitsprinzip) menentukan bahwa laba kena pajak ditentukan oleh apa yang tercatat dalam catatan keuangan perusahaan. Undang-undang tentang pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan bagi kementrian kehakiman untuk mengakui badan swasta yang menetapkan standard nasional untuk memenuhi tujuan berikut: 1. Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi 2. Memberikan nasehat kepada kementrian kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru 3. Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional seperti IASB Undang-undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan ketentuan akuntansi, auditing, dan pelaporan keuangan yang berbeda-beda menurut ukuran perusahaan, bukan menurut bentuk orgasisasi. Undang-undang Akuntansi 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan, laporan manajemen, dan laporan auditor. Berdasarkan hukum komersial (HGB), metode pembelian/akuisisi adalah metode konsolidasi yang utama, meskipun penyatuan kepemilikan juga dapat diterapkan dalam kondisi yang terbatas. Dua bentuk metode pembelian yang diizinkan adalah metode nilai buku dan metode revaluasi. HGB tidak mengatur translasi mata uang asing dan perusahaan di Jerman menggunakan sejumlah metode. Perbedaan translasi diperlakukan dengan beberapa cara, akibatnya perhatian khusus harus diberikan terhadap catatan laporan keuangan di mana metode translasi mata uang asing harus dijelaskan. SUMBER : http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/03/akuntansi-komparatif-i.html PELAPORAN DAN PENGUNGKAPAN KEUANGAN Konseptualisasi Proses laporan keuangan menurut Bedford terdiri dari 4 langkah prosedural: 1. Persepsi aktivitas penting dari entitas akuntansi  Transaksi-transaksi keuangan mewakili entitas penting dalam proses pelaporan 2. Simbolisasi Aktivitas  Dibuat database (akun-akun) Dengan tujuan mempermudah identifikasi yang kemudian membentuk suatu kumpulan data dan informasi akhir mengenai asset dan kewajiban perusahaan yang akan dianalisa. 3. Analisis terhadap model aktivitas  Mengungkapkan apa yang tersaji dalam pelaporan sehingga dapat menyediakan pemahaman mengenai sifat dari aktifitas-aktifitas entitas. 4 Komunikasi (transmisi) analisis kepada Pengguna  Dengan tujuan menuntun pembuat keputusan dalam mengarahkan aktivitas-aktivitas entitas di masa yang akan datang.  Langkah 1 dan 2 pada point diatas merupakan proses pengukuran, yaitu suatu proses penyajian data yang berisi informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan.  Sedangkan point 3 dan 4 merupakan tahap pengungkapan atas informasi yang dihasilkan dari pelaporan dimana tanpa pengungkapan informasi yang diperoleh dari pelaporan dengan sendirinya tidak berguna. EVOLUSI PENGUNGKAPAN KORPORASI Kewajiban dan praktik-praktik pengungkapan korporasi dipengaruhi oleh sejumlah hal, antara lain sebagai berikut: Pengaruh Pasar Modal Dalam ekonomi yang kompetitif, pengungkapan koorperasi merupakan sarana untuk menyalurkan akuntabilitas koorperasi kepada para penyedia modal (investor) dan untuk mepermudah alokasi sumberdaya untuk pemanfaatan yang paling produktif. Suatu koorperasi perlu menarik modal dalam jumlah yang sangat besar untuk pembiayaan aktivitas produksi dan distribusi yang ekstensif. Oleh karena itu pembiyaan internal ini sangat bergantung pada modal eksternal yang diinvestasikan oleh para investor pada sebuah koorperasi, Sebagai timbal balik, seorang investor memerlukan pengungkapan (tansparansi koorperasi) dimana para investor tersebut dapat menilai kualitas saham yang mereka tanamkan. Kaitan konseptual antara pengungkapan yang meingkat dan biaya modal perusahaan dari teori perilaku investasi dalam kondisi ketidakpastian, yaitu: 1. Dalam dunia ketidakpastian, para investor memandang pengembalian dari investasi sekuritas sebagai uang yang diterima sebagai konsekwensi kepemilikan. 2. Karena adanya ketidakpastian pengembalian ini dipandang dalam pengertian probabilistik. 3. Para investor menggunakan sejumlah ukuran berbeda untuk mengukur hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas. 4.Para investor menyukai tingkat pengembalian yang tinggi untuk tingkat resiko tertentu atau sebaliknya. 5.Nilai sebuah sekuritas berhubungan positif dengan aliran hasil yang diharapkan dan berhubungan terbalik dengan resiko yang berkaitan dengan pengembalian tersebut. 6.Jadi, Pengungkapan perusahaan akan meningkatkan distribusi probabilitas dari hasil yang diharapkan oleh investor dengan mengurangi ketidakpastian yang berhubungan dengan pengembalian tersebut. Sehingga akan meningkatkan performance (kinerja perusahaan) di mata para investor sehingga memikat para investor untuk menginvestasikan yang lebih besar pada sekuritas yang sama sehingga dapat mengurangi biaya modal. Pengaruh Non-Keuangan Yang terjadi saat ini terdapat kecenderungan yang semakin meningkat dimana koorperasi bertanggung jawab terhadap public atas kebijakan-kebijakan dan tindakan-tindakannya. Hal ini disebabkan negara-negara kecil cenderung melihat perusahaan multinasional sebagai ancaman langsung terhadap kedaulatan negara, dimana perusahaan multinasional mampu menciptakan standar kehidupan umum suatu negara dengan aktivitas-aktivitas bisnis multinasional, seperti strategi investasi langsung yang mempengaruhi nilai tukar valuta di luar negeri. Selain itu kesejahteraan masayarakat bisa dipengaruhi oleh pembayaran pajak secara arbiter (sewenang-wenang) antar negara, ataupun serentetan manipulasi yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, sehingga “Pemegang saham non – keuangan, seperti serikat pekerja, pemerintah, dan masyarakat umum memerlukan transparansi (pengungkapan) Koorporasi, baik keuangan maupun non-keuangan. Upaya PBB untuk menggerakkan ketaatan aktivitas investasi langsung luar negeri, sebagai berikut: a. Nilai batas Investasi langsung adalah dimana investor asing tunggal mengendalikan lebih dari 10 % saham biasa atau hak suara yang efektif dalam manajemen. b. Komposisi laba investasi langsung, adalah deviden, laba ditahan , dan hutang bunga. c. Eliminasi capital gains/losess : dimana laba tidak boleh mengandung capital gain maupun losess yang sudah/belum realisasi. d. Penagihan piutang dagang antar perusahaan harus memasukkan transaksi dalam saham, ataupun hutang jangka panjang maupun pendek. e. Prosedur konversi dimana bunga, deviden, laba yang didistribusikan dan ditahan dalam valas harus dikonversikan dalam kurs spot pada tanggal penerimaan. f. Pengukuran investasi langsung harus diukur menggunakan nilai buku dari modal saham dan cadangan. g. Estimasi -ulang saham investasi langsung, dimana kepemilikan saham harus diestimasi-ulang memakai replacement cost bukan nilai buku. Tangapan Koorperasi Sejumlah perusahaan memandang permintaan diperluasnya transparansi pelaporan sebagai sesuatu yang positif, namun terdapat beberapa perusahaan yang menentang transparansi tersebut dengan alasan: 1. Bersifat diskriminatif, membedakan perusahaan multinasional dengan perusahaan domestik murni. 2. Prematur, karena tidak ada kebutuhan yang nyata bagi pengungkapan yang disarankan. 3. Mumbutuhkan biaya. Namun, peningkatan permintaan transparansi informasi koorperasi tidak dapat diabaikan begitu saja dari berbagai pihak yang berkepentingan. Terutama para investor yang menanamkan modal. Sejumlah koorperasi sering mengalami keterlambatan dalam pegungkapan yang disebabkan cengkraman peraturan mengenai standar pengungkapan yang diterbitkan oleh organisasi seperti: UNCTC, OECD, EC, IASC, ICFTU, dan IOSCO. Oleh karena itu, koorperasi modern harus mengantisipasi peningkatan permintaan bagi transparansi koorperasi dengan tujuan memikat para investor untuk menanamkan modalnya dalam koorperasi. PERATURAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PENGUNGKAPAN Sebagai landasan perlindungan investor, SEC AS, Menkeu Jepang dan COSOB Italia, bersama dengan badan pembuat peraturan pemerintah membebankan kewajiban pengungkapan kepada perusahaan domestic maupun asing yang mengupayakan meraih akses ke dalam pasar bursa, dengan tujuan menjamin para investor agar memperoleh pengungkapan minimum yang memungkinkan untuk menilai kinerja masa lalu ataupun prospek perusahaan. Kewajiban-Kewajiban SEC Perdagangan sekuritas pada bursa terkelola diatur oleh Securities Exchange Act (SEC). Perusahaan non-AS terkena peraturan dan pengungkapan SEC bila terjadi kondisi: – Perusahaan menerbitkan sekuritas untuk penjualan perdana kepada public AS – Perusahaan ingin memperdagangkan sekuritas yang masih beredar pada suatu bursa terkelola di AS – Saham perusahaan diperdagangkan diluar pasar terkelola AS tetapi perusahaan memiliki asset lebih dari $ 1 juta, lebih dari 500 pemegang saham di seluruh dunia, dan dari jumlah tersebut 300 atau lebih berdiam di AS. Pengecualian utama bagi koorperasi asing berhubungan dengan hal sebagai berikut: – Laporan keuangan koorperasi non-AS harus memiliki kandungan informasi yang sama dengan laporan keuangan koorperasi domestik kecuali mengandung rekonsiliasi terhadap berbagai variasi yang signifikan dari GAAP AS dan Regulation S-X. – Kecuali kalau rekonsiliasi penuh dengan GAAP AS diwajibkan, hanya informasi pendapatan per lini bisnis atau segmen geografis perlu diungkapkan. – Pemberian gaji kepada direktur perusahaan non-AS tidak perlu diungkapkan. – Pengungkapan transaksi material perusahaan diperlukan hanya jika diwajibkan oleh hokum negara asal atau telah diinformasikan sebelumnya. – Pengungkapan yang diwajibkan oleh GAAP AS tetapi tidak diwajibkan oleh GAAP Luar negeri tidak perlu diberikan, kecuali informasi tersebut signifikan. Perusahaan non-AS yang telah terdaftar dalam bursa nasional harus menyampaikan laporan periodeik pada SEC dalam 6 bulan dari tahun fiskalnya. Bagi koorperasi yang memiliki asset lebih dari $ 5 juta dan lebih dari 500 pemegang saham di seluruh dunia dengan pengecualian kurang dari 300 orang yang berdiam di AS, maka material laporan diwajibkan untuk: – disebarluaskan pada public negara asalnya – disampaikan pada bursa tempat dimana sekuritasnya diperdagangkan – didistribusikan kepada pemegang sahamnya PENGUNGKAPAN SUKARELA Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jikga mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurukan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik –praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaa-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila meraka merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak. Upaya untuk berkomunikasi secara efektif dengan pembaca-pembaca asing, karena tidak adanya standar akuntansi dan pelaporan yang diterima secara internasional. Perusahaan multinasional telah mengujicobakan berbagi model pelaporan. Empat pendekatan yang menonjol antara lain sbb: Translasi Apabila Tidak Menyulitkan Perusahaan mentranslasikan bahasa dari laporan keuangan kedalam idiom-idiom nasional dari kelompok pengguna utama, selain bahasa jumlah moneter juga ditranslasikan (biasanya memakai kurs akhir tahun). Kelebihan – Memberikan penampilan internasioanl kepada laporan-laporan primer – Memberikan keuntungan dari sisi hubungan masyarakat Kekurangan – Translasi tersebut menyesatkan, seolah-olah memberi kesan kepada pembaca asing seolah-olah prinsip akuntansi yang mendasari laporan keuangan yang terkait juga telah ditranslasikan, sehingga kesimpulan yang salah bisa timbul. – Analis keuangan cenderung menginterprestasikanlaporan keuangan semacam itu sebagai laporan keuangan yang memiliki substansi yang sebanding dengan laporan keuangan domestic, sehingga potensi penyalahgunaan akan timbul. Minimalisasi Permasalahan Melauli pengungkapan yang secara khusus menyebutkan prinsip-prinsip akuntansi nasional, tempat perusahaan berdomisili, dan standar-standar auditing yang mendasari laporan keuangan tersebut. Informasi Khusus Mengupayakan untuk menjelaskan kepada pembaca asing standar-standar dan praktik akuntansi tertentu yang mendasari pelaporan perusahaan. Contoh: booklet informasi dengan judul “Kunci untuk memahami Laporan Keuangan Swedia” yang disisipkan dalam setiap copy laporan yang dikirimkan kepada pembaca non swedia. “Restatement” Terbatas Melakukan estimasi terhdadap berapa besar penyeuaian laba yang terjadi seandainya GAAP non-negara asal yang dipakai dengan hasil akhir angka laba EPS (Ebit per sucuritas) yang konsisten dengan praktik akuntansi local. Kelebihan Investor akan gampang mengerti angka laba dan dapat gigunakan untuk tujuan pembandingan. Kekurangan Pembandingan tingkat pengembalian (ratio) bisa menyesatkan ketika laba yang direstatement dengan GAAP AS dibandingkan dengan total aktiva dan kategori laporan keuangan lainnya. Laporan Primer-Sekunder 2 macam laporan keuangan yang diakui sebagai bagian standar –standar dan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima, yaitu: – Laporan primer : akan disiapkan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntasi keuangan yang diterima secara umum di negara asal perusahaan dan dalam bahasa dan valuta negara tersebut. – Laporan Sekunder : akan disiapkan secara khusus bagi pembaca-pembaca yang berkepentingan di luar negeri Karakteristik Laporan Keuangan Sekunder: – Mematuhi standar-standar pelaporan negara asing yang dituju – Laporan keuangan ditranslasikan ke dalam valuta asing yang terkait. – Laporan keuangan akan diterjemahkan ke dalam bahasa negara yang bersangkutan. – Laporan auditor independent akan diberikan dalam bentuk yang tidak biasa digunakan di negara asal perusahaan. Jika laporan primer memuat informasi yang memadai untuk memenuhi kewajiban informasi dari pembaca yang berkepentingan di negara lain, maka laporan keuangan sekunder tidak diperlukan. Kelebihan – Memungkinkan pengakuan penuh atas titik pandang nasional parallel dengan titik pandang nasional lain atau mungkin titik pandang internasional. – Bisa meningkatkan kandungan informasi (dan kualitas) dari kedua macam laporan keuangan tersebut. – Semakin besar kemungkinan informasi yang relevan yang lebih berguna masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Kekurangan – Biaya pembuatan yang mahal – Memiliki titik pandang domisili tunggal – Pengungkapan Operasi Luar Negeri Investor di seluruh dunia telah menjadi sangat tertarik dan berkepentingan dengan operasi-operasi luar negeri dengan alas an munculnya: kurs mengambang, inflasi global, meningkatnya nasionalisme, dan ketidakpastian politik. Permintaan akan pengungkapan yang lebih luas mengenai operasi-operasi multinasional kepada public umum ditimbulkan karena adanya peningkatan perhatian pada dampak social dan ekonomi perusahaan multinasional atas negara investor. Sehingga para pengguna informasi dapat menilai dampak dari operasi di berbagai tempat utama dunia atas perusahaan secara keseluruhan. Penentang pengungkaan operasi luar negeri disebabkan: – Mungkin membahayakan posisi kompetitif perusahaan. – Terlalu mendetail bagi laporan keuangan yang bertujuan umum – Membingungkan pengguna laporan keuangan – Pengungkapan operasi luar negeri didapati tidak menimbulkan dampak-dampak signifikan kepada pasar. Namun diluar hal tersebut, terdapat semacam dorongan baik pada tingkat nasional maupun internasional untuk mewajibkan lebih banyak pengungkapan mengenai operasi luar negeri perusahaan, dimana pengungkapan dianggap sebagai suplemen yang berguna bagi informasi konsolidasi. Kewajiban Pelaporan FAS mewajibkan pengungkapan informasi secara terpisah mengenai operasi luar negeri sebuah perusahaan per area greografis. Namun pengungkapan tersebut hanya diwajibkan jika operasi luar negeri atau asset operasi luat negeri memberikan kontribusi 10 % atau lebih tinggai bagi pendapatan konsolidasi atau asset konsolidasi. Informasi yang diminta oleh FAS meliputi: 1. Pendapatan, dengan pengungkapan terpisah untuk : – Penjualan kepada pelanggan diluar negeri – Penjualan atau transfer antar area geografis – Basis-basis transfer harga yang digunakan 2. Laba operasi, laba bersih, atau berbagai ukuran profitabilita yang lainnya, sepanjang ukuran yang dipakai konsisten untuk seluruh area geografis. 3. Aset-aset yang bisa diidentifikasi Kewajiban pelaporan informasi yang diminta oleh SEC, meliputi: – Penjualan operasi lainnya per segmen – Hasil-hasil operasi per segmen – Aset yang digunakan, baik jumlah moneter ( sebagai prosentasi dari total asset konsolidaasi) – Basis taransfer harga antar segmen Sedangakan OECD meminta sejumlah penggungkapan, meliputi: – Area-area geografis tempat operasi dijalankan dan aktivitas utama yang dijalankan oleh perusahaan induk dan perusahaan afiliasinya. – Hasil operasi dan penjualan per area geografis dan penjualan per lini bisnis utama bagi perusahaan secara keseluruhan – Investasi modal baru yang signifikan per area geografis – Jumlah karyawan rata-rata dalam masing-masing area geografis. Pengungkapan Operasi Luar Negeri dalam Politik Yang Dijalankan Dewasa Ini: Perusahaan multinasional yang berbasis di eropa umumnya blak-blakan dalam mengungkapkan pendapatan luar negeri per area geografis. Statistik pendapatan geografis sangat rendah menunjukkan bahwa pengungkapan terpisah semacam ini tidak cukup signifikan untuk dilakukan. Selain di Eropa juga diterapkan di AS dan Kanada. Kebalikan dengan data-data pendapatan, pengungkapan profitabilita tidak lazim di eropa kecuali di inggris dan perancis. Segementasi hasil operasi secara geografis didasarkan pada kepercayaan bahwa operasi di berbagai dunia yang berlainan merupakan subyek tingkat resiko, tingkat pertumbuhan dan kesempatan-kesempatan laba yang berbeda. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pengungkapan ini berkenaan dengan akuntansi yang berhubungan dengan kinerja seluruh negara. Mengacu pada pengukuran dan komunikasi informasi mengenai dampak perusahaan terhadap kesejahteraan pekerja, komunitas local dan lingkungan ataupun kinerja lain menyangkut non-keuangan. Pengungkapan ini didasarkan pada beberapa argumen antara lain: – Masyarakat memberikan kebebasan kepada perusahaan perusahaan untuk mengelola sejumlah besar sumberdaya langka. Sebagai timbal balik perusahaan memiliki tanggung jawab untuk mengungkapkan aktivitas, evektivitas dan efisiensi pengelolaan sumberdaya langka tersebut. – Perusahaan harus menyadari pentingnya mengantisipasi opini masyarakat menyangkut masalah-masalah social. Sehingga akan menimbulkan minimnya konflik industri dan hubungan yang baik dengan pemerintah local, sehingga deviden-deviden ekonomi dimasa depan memiliki nilai tambah. Pengungkapan Karyawan Informasi mengenai kesejahteraan karyawan meliputi,: kondisi kerja, jaminan kerja dan kesempatan yang sama yang merupakan kepentingan para pekerja dan wakil-wakilnya. Hal ini menjadi perhatian investor karena pengungkapan tersebut menyediakan pemahaman yang beguna mengenai hubungan, biaya dan produktivitas pekerja. Kesimpulan yang berkenaan dengan pengungkapan karyawan:  Perusahaan multinasional secara keseluruhan harus menyediakan deskripsi mengenai kebijakan umum koorperasi yang berkaitan dengan pengakuan terhadap serikat-serikat pekerja, dan kewajiban-kewajiban menyangkut hubungan pekerja dengan pemberi kerja yang memperlihatkan: – Jumlah pekerja total – Pemisahan menurut area geografis – Pemisahan menurut lini bisnis  Perusahaan multinasional harus mengungkapkan : – Jumlah karyawan pada akhir tahun dan rata-rata tahunan – Deskripsi ringkas mengenai program-program pelatihan dan perkiraan pengeluaran untuk program-program semacam itu. Pengungkapan Nilai Tambah Nilai tambah didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai output perusahaan dan niliai inputnya (bahan baku dan jasa yang didapatkan dari perusahaan-perusahaan lain. Nilai tambah menyerupai laba bersih yang dimaksudkan sebagai ukuran kinerja untuk kelompok stakeholder secara luas. Pegungkapan nilai tambah harus diturunkan dari: – Pendapatan penjualan kurang biaya bahan baku dan jasa yang dibeli dari supplier eksternal dan pajak pembelian – Bagian laba yang dihasilkan atau diterima dari perusahaan-perusahaan asosiasi. – Laba investasi – Surplus dari realisasi investasi – Item-item luar biasa – Keuntungan dan kerugian pertukaran Keprihatinan Terhadap Lingkungan Bencana-bencana saat ini menunjukkan bahwa perlindungan lingkungan merupakan prioritas global dewasa ini. Dampak atas laba dari masalah lingkungan cukup besar, sehingga investor memiliki kepentingan langsung dalam memonitor praktik-praktik lingkungan dari manajeman, ketaatan dengan regulasi-regulasi lingkungan, dan hal-hal lain seperti kontinjensi. Pengawasan yang memadai akan meminimalisir dampak-dampak buruk terhadap kejutan negative yang berdampak pada nilai saham. Sehingga manajer harus memasukkan factor lingkungan sebagai variable keputusan tambahan dalam masalah-masalah hubungan eksternal. Tindakan-tindakan yang dilakukan berkaitan dengan pemberian informasi lingkungan: 1. Meminimalisasi, menghilangkan, mencegah atau membersihkan efek-efek membahayakan dari polusi dan emisi-emisi beracun 2. Mengembangkan dan menggunakan teknologi yang lebih bersih 3. Memelihara sumberdaya-sumberdaya yang tidak dapat diperbarui, seperti bahan bakar, fosil dan lapisan ozon 4. Menciptakan teknologi untuk menggantikan sumberdaya yang tidak dapat diperbarui. 5. Memelihara, memperbarui, menggantikan, atau mengkonversi sumberdaya yang dapat diperbarui seperti, air, hutan, dan udara bersih. 6. Mengurangi atau menghilangkan kemungkinan bencana lingkungan 7. Membersihkan atau meminimalisasi dampak membahayakan dari bencana jika terjadi. 8. Mendidik dan mendoroang manajemen, karyawan, supplier dan masyarakat mengenal sumber-sumber bahaya lingkungan yang potensial dan untuk mengambil langkah-langkah perlindungan 9. Melakukan audit lingkungan dan penilaian resiko lingkungan, SUMBER : http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/03/pelaporan-dan-pengungkapan-keuangan.html

Jumat, 18 Mei 2012

Selasa, 17 April 2012

KONVERGENSI KE IFRS dan HISTORIS COST PRINCIPLE VS FAIR VALUE ACCOUNTING

ALASANNYA PERLUNYA KONVERGENSI KE IFRS

IFRS ( INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARD ) merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International AccountingStandard Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).

Natawidnyana (2008) menyatakan bahwa sebagian besar standar yang menjadi bagian dari IFRS sebelumnya merupakan International Accounting Standard (IAS). Kemudian IASB mengadopsiseluruh IAS dan melanjutkan pengembangan standar yang dilakukan.

Secara keseluruhan IFRS mencakup:

 International Financial Reporting Standard (IFRS) – standar yang diterbitkan setelah tahun 2001
 International Accounting Standard (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001
 Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting InterpretationsCommittee (IFRIC) – setelah tahun 2001.
 Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) – sebelum tahun 20011)

Alasan Perlunya Standar Akuntansi Internasional

 Peningkatan daya banding laporan keuangan dan memberikan informasi yang berkualitasdi pasar modal internasional
 Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalamketentuan pelaporan keuangan.
 Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.
 Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best practise”.2)

Persiapan Konvergensi PSAK – IFRS

 Pertengahan Agustus 2004, Dirjen Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai mengundangDPN-IAI, kompartemen IAI, DSAK-IAI, DSPAP-IAI KAP, Bapepam, KSAPPD untuk mendiskusikan kesiapan profesi akuntan melakukan konvergensi standar yang berlakuinternasional.
 Sebagai full members the International Federation of Accountant (IFAC), IAI berkewajiban memenuhi butir-butir statements of membership obligation (SMO) diantaranya penerapan IFRS
 Dari hasil diskusi dicapai kesepakatan bahwa penyusunan SAK tidak berubah.Penyusunan SAK mengacu ke IAS yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia

Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Implementasi Dan Adopsi IFRS
 Translasi Standar Internasional
Terdapat kesulitan dalam penerjemahan IFRS (bahasa Inggris) ke bahasa masing-masing negara , hal ini disebabkan :
1. Penggunaan kalimat bahasa Inggris yang panjang
2. Ketidakkonsistenan dalam penggunaan istilah
3. Penggunaan istilah yang sama untuk menerapkan konsep yang berbeda
4. Penggunaan istilah yang tidak terdapat padanan dalam terjemahannya
5. Keterbatasan pendanaan untuk penterjemahan

 Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional1.
1. Pada beberapa negara, standar akuntansi sebagai bagian dari hukum nasional danditulis dalam bahasa hukum. Disisi lain, standar akuntansi internasional tidak ditulis dengan bahasa hukum sehingga harus diubah oleh dewan standar masing-masing negara.
2. Terdapat transaksi-transaksi yang diatur hukum nasional berbeda dengan yangdiatur standar internasional. Misal: transaksi ekuitas untuk perusahaan diIndonesia berbeda perlakuan untuk PT, Koperasi atau badan hukum lainnya.c)

 Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional1.
1. Adanya kekhawatiran bahwa standar internasional akan semakin kompleks danrules-based approach.Standar mengatur secara detil setiap transaksi sehinggapenyusun LK harus mengikuti setiap langkah pencatatan
2. Penerapan standar sebaiknya menggunakan principles-based approach. Standarhanya mengatur prinsip pengakuan, pengukuran, dan pencatatan suatu transaksid)

 Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional1.
1. Standar akuntansi internasional perlu dipahami secara jelas sebelum diterapkan.Tentunya butuh cukup waktu bagi penyusun laporan keuangan, auditor, danpengguna laporan keuangan untuk memahami suatu standar akuntansi..
2. Bila standar akuntansi sering berubah-ubah maka akan sangat sulit dipahamiapalagi diterapkan

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DI INDONESIA
Terdapat tiga tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi di Indonesia (Ahmadi Hadibroto)
1. Menjelang diaktifkan Pasar Modal pada tahun 1973, dibentuk cikal bakal badanpenyusun standar akuntansi yang menghasilkan “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”.
2. Komite PAI yang dibentuk tahun 1974 melakukan revisi mendasar PAI ’73 untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan dunia usaha. Hasil revisi ini dikodifikasidalam “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984.
3. Pada tahun 1994, komite PAI melakukan revisi total terhadap PAI 1984. hasil revisi inidikodifikasi dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.

Selanjutnya periode 1994-1998, nama komite PAI diubah menjadi komite StandarAkuntansi Indonesia (SAK). Mulai 1994, IAI memutuskan untuk melakukan harmonisasi denganstandar akuntansi internasional dengan melakukan revisi dua kali SAK 1994, yaitu pada 1Oktober 1995 dan 1 Juni 1996. Pada periode 1998-2002, DSAK yang menggantikan komiteSAK, melakukan dua kali revisi PSAK, yaitu revisi per 1 Juni 1999 dan 1 April 2002.

Pemutakhiran SAK Menurut DSAK,

pemutakhiran SAK didasarkan pada tiga hal
1. Mendukung harmonisasi dan konvergensi PSAK dengan IFRS
2. Dalam perumusan SAK, selain menggunakan referensi IFRS, jugamempertimbangkan berbagai faktor lingkungan usaha di Indonesia
3. Pengembangan SAK yang belum diatur dalam IFRS dilakukan berpedoman pada KDPPLK

Pengembangan SAK Periode April 2002 – Oktober 2004

1. Menerbitkan KDPPLK Bank Syariah sebagai landasan konseptual pelaporan keuanganbank syariah.
2. Menerbitkan PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah.
3. Menerbitkan lima PSAK revisi:PSAK 58 tentang operasi dalam penghentian; PSAK 8 tentang kontinjensi dan PeristiwaSetelah Tanggal Neraca; PSAK 51 tentang Akuntansi Kuasi Reorganisasi; PSAK 24tentang Imbalan Kerja; PSAK 38 tentang Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali.
4. Menerbitkan tiga Interpretasi SAKISAK 5 Interpretasi par 14 PSAK 50 tentang Pelaporan Perubahan Nilai Wajar InvestasiEvek dalam Kelompok Tersedia untuk dijual; ISAK 6 interpretasi par 12&16 PSAK 55tentang Instrumen Derivatif melekat pada kontrak dalam mata uang asing; ISAK 7interpretasi par 5&19 PSAK 4 tentang konsolidasi entitas bertujuan tertentu

KONVERGENSI IFRS
1) Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:
1. Full Adoption pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan
word by word
2. Adapted mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di suatu negara.
3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomorstandar atau paragraf tertentu.
4. Referenced , standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu denganbahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar
5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

2) Keputusan adopsi IFRS oleh IAI akan ditentukan pada tahun 20083)

3) Keputusan DSAK saat ini adalah mendekatkan PSAK dengan IAS/IFRS denganmembuat dua strategi:
1. Strategi selektif. Strategi ini dilakukan dengan tiga target yaitu; mengidentifikasistandar-standar yang paling penting untuk diadopsi seluruhnya dan menentukanbatas waktu penerapan standar yang diadopsi, melakukan adopsi standarselebihnya yang belum diadopsi sambil merevisi standar yang telah ada, dantarget terakhir adalah melakukan konvergensi proses penyusunan standar denganIASB.
2. Strategi dual standard. Strategi ini dilakukan dengan menerjemahkan seluruhIFRS sekaligus dan menetapkan waktu penerapannya bagi listed companies.Sedangkan bagi non listed companies tetap menggunakan PSAK yang telah ada.4)

4). Dalam penerapan kedua strategi tsb harus mempertimbangkan lima hal:
1. Konvergensi standar dan proses konvergensi itu sendiri. Hal ini perludipertimbangkan karena DSAK belum memutuskan kapan melakukankonvergensi.
2. Ketersediaan dana untuk penerjemahan standar..
3. Ketersediaan sumber daya manusia.
4. Ketentuan perundang-undangan di Indonesia.
5. Sosialisasi standar dan peluangmoral hazards dalam penyusunan laporankeuangan
PERBEDAAN YANG SERINGKALI MUNCUL (SURVEY GAAP 2001)

Hambatan konvergensi biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan pelaporan keuanganberikut:
1. Pengakuan dan pengukuran
• financial assets and derivative financial instruments,
• impairment losses,
• provisions,
• employee benefit liabilities,
• income taxes;

2. Akuntansi Penggabungan Usaha
3. Pengungkapan atas:a.
• related party transactions
• segment information

MANFAAT KONVERGENSI IFRS
• Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan Standar Akuntansi Keuangan yangdikenal secara internasional
• Meningkatkan arus investasi dlobal melalui transparansi.
• Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secaraglobald.
• Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangane.
• Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk melakukan earning management

Sumber : http://www.scribd.com/doc/87548622/Alasan-Perlunya-Standar-Akuntansi-Internasional

HISTORIS COST PRINCIPLE VS FAIR VALUE ACCOUNTING
(BIAYA HISTORIS VS NILAI WAJAR)

Biaya historis mengabaikan jumlah aset yang dapat dijual dipasar terbuka, yang disebut nilai wajar, sampai aset tersebut benar-benar dijual. Perusahaan ini membawa aset di neraca sebesar biaya pembelian dikurangi akumulasi penyusutan setiap diambil. Pada saat penjualan, perusahaan mencatat keuntungan atau kerugian terhadap biaya pembelian aset dikurangi dengan penyusutan jika berlaku.
Nilai wajar, juga disebut harga wajar (dalam conflation biasa dari dua konsep yang berbeda), adalah konsep yang digunakan dalam akuntansi dan ekonomi, yang didefinisikan sebagai perkiraan rasional dan tidak biasa dari harga pasar potensial layanan, baik, atau aset, dengan faktor-faktor obyektif seperti:
• akuisisi / produksi / biaya distribusi, biaya penggantian, atau biaya-biaya penggantian dekat sebenarnya utilitas pada tingkat tertentu dari pengembangan kemampuan produktif sosial.
• Pasokan vs permintaan


Sejarah Biaya dan Akuntansi Nilai Wajar: Relevansi dan Reliabilitas Revisited

Nilai historis berikut kualitas akuntansi keandalan karena semua orang dapat menyetujui harga pembelian asli aset. Namun, harga historis tidak selalu relevan informasinya. Tanah yang dibeli 20 tahun yang lalu bisa bernilai lebih yang ditunjukkan dineraca. Demikian juga bangunan yang dibeli beberapa tahun yang lalu dan dibukukan di neraca sebesar biaya asli tidak mencerminkan harga pasar saat ini.

Untuk alasan ini, banyak akuntan dan pengguna laporan keuangan berpendapat bahwa harga pasar, atau nilai wajar harus digunakan ketika melaporkan informasi keuangan. Memiliki nilai wajar lebih relevan, tetapi tidak selalu dapat diandalkan. Jual item yang sama pada lelang yang berbeda akan menyebabkan berbagai memenangkan tawaran untuk item yang sama, dan bahkan penilai profesional akan menghargai aset di berbagai harga, bukan nilai yang ditetapkan.

Perbedaan dapat melibatkan penggunaan masa depan aset, asumsi tentang masa manfaatnya dan output, dan pendapat dan penilaian profesional yang menghasilkan berbagai nilai untuk aset. Seperti profesi lain, profesional penilai pendapat keseimbangan dan penilaian dengan data diverifikasi. Jadi meskipun harga pasar, atau nilai wajar suatu aktiva mungkin lebih relevan, itu kurang dapat diandalkan.

Keandalan vs pusat perdebatan tentang relevansi salah satu isu kunci dalam pelaporan keuangan dan salah satu transisi utama saat ini sedang berlangsung di GAAP: transisi dari biaya historis dengan akuntansi nilai wajar.

Saat ini akuntan di Amerika Serikat tidak diperbolehkan untuk menulis nilai aset ke pasar atau nilai wajar, tetapi akuntan diwajibkan untuk menuliskan aktiva apabila aset secara material terganggu dengan cara apapun. Ini mengikuti prinsip akuntansi GAAP konservatisme dan kehandalan, karena aset dapat ditulis dan melebih-lebihkan posisi keuangan perusahaan.

Negara-negara lain, bagaimanapun, sering menulis aset dengan nilai pasar. Untuk membuat laporan keuangan lebih seragam secara internasional, FASB saat ini bekerja dengan Akuntansi Standar Internasional (IASB) untuk mengikuti standar yang konsisten di seluruh dunia.

Sebagai bagian dari proyek ini, FASB adalah merekomendasikan transisi dari nilai historis ke nilai wajar untuk beberapa aset, yang akan membuat perubahan besar dan agak kontroversial untuk bagaimana beberapa aset dicatat di neraca sebagai keandalan vs perdebatan relevansi berlanjut.
Pelaporan Keuangan: Biaya Historis untuk Akuntansi Nilai Wajar

FASB telah memulai sebuah konvergensi bertahap standar pelaporan keuangan dengan Standar Akuntansi Internasional (IASB) untuk transisi dari konsep biaya historis lama dengan akuntansi nilai wajar.

Sumber : http://www.articlesbase.com/writing-articles/fair-value-v-historical-cost-666307.html

Senin, 26 Maret 2012

TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL MINGGU KE 2

Soal :
1.Badan pembuatan standar akuntansi dimasing-masing Negara
Jawab :
•Indonesia badan pembuat standar akuntansi IAI produknya SAK
•Amerika badan pembuat standar akuntansi FSAB (Dewan Pembuat Standar Akuntansi di Amerika) produknya United State Generally Accepted Accounting Principles ( US GAAP)
•Untuk kawasan eropa IASB (International Accounting Standard Board) IASB adalah sebuah lembaga pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa. Standar yang dibuat oleh IASB, saat itu (sebelum tahun 1990) belum diminati oleh dunia Hal ini karena perkembangan ekonomi Amerika masih dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. Produknya adalah IAS yang kemudian bermetamorfosis menjadi IFRS (International Financial Reporting Standard).
•Taiwan badan pembuat standar akuntansi Komite Standar Akuntansi Keuangan (Financial Accounting Standards Committee- FASC) dari Lembaga Pengembangan dan Penelitian Akuntansi (Accounting Research and Development Foundation-ARDF).



2.Otoritas pasar modal dibeberapa Negara

•Indonesia otoritas pasar modalnya adalah BAPEPAM
•Amerika otoritas pasar modalnya adalah Stock Exchange Commite (Bapepam-nya Amerika)
•Perancis otoritas pasar modalnya adalah AMF. Badan di Prancis yang mirip Komisi Pasar Modal AS, yaitu AMF, memiliki peranan yang penting namun terbatas. AMF mengawasi pasar penerbitan baru dan kegiatan operasi bursa efekregional dan nasional. AMF juga memiliki kekuasaan untuk menegluarkan aturan pelaporan dan pengungkapan tambahan bagi perusahaan emiten
•Dinegara eropa otoritas pasar modalnya adalah ESMA
•Singapur otoritas pasar modalnya adalah Monetary Authority of Singapore

3.SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI

Perkembangan Akuntansi di Dunia
Perkembangan akuntansi sangat erat kaitannya dengan perkembangan dunia usaha. Akuntansi dimulai sejak manusia mengenal hitungan uang dan melakukan pencatatan hitungan itu.
Pada pertengahan abad ke-14, pedagang-pedagang di Genoa sering membuat catatan harta yang dibawa sewaktu berangkat berlayar dan harta yang ada pada waktu akhir pelayarannya. Kemudian membandingkan hasilnya untuk menghitung laba atau rugi dari kegiatan perdagangannya.
Akuntansi mulai dikenal sebagai suatu ilmu baru pada saat Lucas Paciolo mengarang buku yang berjudul Summa de Arithmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita, dimana dalam buku itu ada beberapa bagian yang membahas tentang perhitungan keuagan bagi para pengusaha. Oleh karena itu, Lucas Paciolo dikenal sebagai Bapak Akuntansi.
Pada akhir abad ke-15 peraan Romawi sebagai pusat perdagangan mulai berkurang dan berpindah ke negara-negara jalur perdagangan baru seperti Spanyol, Portugis, Belanda dan Inggris. Sedangkan pada abad ke-19 berkembang revolusi industri di daratan Eropa. Perubahan teknologi industri ini berdampak pula pada perkembangan ilmu akuntansi dan muncul konsep penyusutan/depresiasi (akan dijelaskan pada bab berikutnya).
Penemuan benua Amerika menyebabkan para pengusaha Eropa berpindah ke Amerika. Dan pada akhir abad ke-19 berkembang perusahaan-perusahaan besar di Amerika. Hal tersebut turut pula mengembangkan konsep akuntansi. Dan pada tahun 1930 diadakan pembahasan untuk pertama kalinya antara New York Stock Exchange dengan American Institute of Certified Public Accountant untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi

perkembangan akuntansi di Indonesia

a) masa penjajahan Belanda
akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Tetapi jejak yag jelas baru diketahui pada pembukuan Amphioen Societeyt yang berdiri di Jakarta tahun 1747. Akhir tahun 1870-an, seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan baru di Indonesia, ditemukanlah suatu metode pembukuan baru yang lebih efisien dari sebelumnya. Tahun 1907 diperkenalka teknik auditing (pemeriksaaan) yaitu teknik untuk mengontrol pembukuan perusahaan. Mulai saat itulah muncul kantor-kantor akuntan di Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda ini tidak bayak orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan. Mereka yang bekerja di bidang akuntansi hanya sebagai tenaga pelaksana.

b) masa penjajahan Jepang
pada masa ini Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi karena jabatan-jabatan tersebut kosong pasca Indonesia ditinggalkan Belanda. Untuk mengisi kekosongan itu didirikan kursus-kursus akuntansi bagi orang-orang Indonesia.

c) masa setelah kemerdekaan
Pada masa ini Indonesia masih tetap kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Pada tahun 1947 hanya ada seorang akuntan Indonesia yaitu Prof. Dr. Aboetari. Lalu didirikanlah kursus-kursus untuk mendidik tenaga di bidang akuntansi bagi orang-orang Indonesia. Disamping itu, pemerintah mulai mengirim putra-putrinya ke luar negeri untuk memperdalam ilmu akuntansi. Sedangkan di dalam negeri ilmu ini mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di perguruan-perguruan tinggi seperti di Universitas Indonesia, Universitas Pajajaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatra Utara, Universitas Airlangga, dan Institute Ilmu Keuangan.
Pada tanggal 23 Desember 1957 berdiri organisasi profesi akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Profesi di bidang akuntansi mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967 yaitu ketika dikeluarkannya Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri di tahun 1968. Kedua undang-undang ini sangat berpengaruh pada perkembangan perusahaan baru yang menuntut perkembangan profesi di bidang akuntansi.dewasa ini pemerintah sedang melakukan berbagai usaha untuk mempercepat pertumbuhan tenaga akuntan di Indonesia.

Sabtu, 10 Maret 2012

AKUNTANSI INTERNASIONAL

MEMAHAMI SIFAT DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI INTERNASIONAL

Akuntansi internasional itu sebenarnya sangatlah diperlukan apalagi pada era globalisasi ini banyak sekali persaingan yang terjadi. Sebelum kita membahas lebih lanjut,kita harus mengetahui apa itu AKUNTANSI INTERNASIONAL ?

A.Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis.
Akuntansi internasional mempunyai peranan yang sangat kompleks,dimana ruang lingkup pelaporannya ialah perusahaan multinasional dengan beroperasi dan transaksi lintas negara. Selain itu akuntansi internasional dapat di jelaskan pada tingkat yang berbeda :

•Pengaruh pada akuntansi oleh kelompok-kelompok politik internasional seperti OECD, UN, dll.
•Praktek-praktek akuntansi perusahaan dalam menanggapi kegiatan mereka sendiri bisnis internasional
•Perbedaan dalam standar akuntansi dan praktek antar negara.

Akuntansi domestik : sistem informasi memberikan informasi tentang perusahaan kepada pengguna bahwa informasi sebagai dasar untuk keputusan ekonomi.

B. Menjelaskan isu-isu akuntansi yang diciptakan oleh perdagangan internasional
Transaksi internasional, FDI dan Isu Akuntansi Terkait

Dijual kepada pelanggan asing
Pertemuan pertama Kebanyakan perusahaan 'dengan bisnis internasional terjadi sebagai penjualan ke pelanggan asing. Seringkali, penjualan dilakukan secara kredit dan disepakati bahwa pelanggan asing akan membayar dalam mata uang sendiri (misalnya, peso Meksiko). Hal ini menimbulkan risiko valuta asing sebagai nilai mata uang asing kemungkinan akan berubah dalam
kaitannya dengan mata uang negara perusahaan rumah misalnya, dolar U.S).

FDI menciptakan dua isu utama:
• Kebutuhan untuk mengkonversi dari lokal ke US GAAP sejak pencatatan akuntansi biasanya disusun dengan menggunakan GAAP lokal.
• Kebutuhan untuk menerjemahkan dari mata uang lokal ke dolar AS sejak catatan akuntansi biasanya disusun dengan menggunakan mata uang lokal.

C. Jelaskan alasan untuk, dan isu-isu akuntansi yang terkait dengan, Investasi Asing Langsung

PENDAPATAN PAJAK INTERNASIONAL
• Pajak-penghasilan asing pemerintah asing akan pajak keuntungan perusahaan pada tarif yang berlaku.
• Pajak pendapatan AS - AS akan pajak asing berbasis pendapatan perusahaan.

International Transfer Pricing

• Transfer pricing - menetapkan harga atas barang dan jasa dipertukarkan antara divisi yang terpisah dalam perusahaan yang sama. Harga ini memiliki dampak langsung terhadap keuntungan dari divisi yang berbeda.
• Pertukaran ini tidak lengan panjang
transaksi, sehingga menimbulkan ke tertentu
masalah dalam konteks internasional:
Perpajakan - pemerintah di berbagai negara
sering meneliti transaksi untuk memastikan bahwa
keuntungan yang memadai telah didata di negara itu.
• Masalah evaluasi kinerja - sejauh manajer divisi dievaluasi berdasarkan keuntungan divisi, harga transfer mempengaruhi evaluasi kinerja manajer divisi.

Internasional Audit

Kedua auditor internal dan eksternal menghadapi
perbedaan yang timbul antara audit dalam
konteks internasional vs domestik. ini
meliputi:

Bahasa dan budaya perbedaan
Standar akuntansi yang berbeda (GAAP) dan standar audit (GaAs) yang berlaku umum Standar Audit

Cross-listing di Bursa Efek Luar Negeri
MNEs (Perusahaan multinasional) sering meningkatkan modal di luar negara asal mereka. Ketika sebuah perusahaan menawarkan sahamnya di bursa luar negeri asalnya, ini disebut sebagai Cross-properti.

Harmonisasi Standar Akuntansi Internasional

Gerakan internasional terhadap satu set aturan akuntansi di seluruh dunia disebut sebagai Harmonisasi. Standar Akuntansi Internasional (IAS) dan US GAAP saat ini dua set yang paling penting dari akuntansi aturan.
Harmonisasi akuntansi mencakup :

•Standar akuntansi yang berkaitan dengan pengukuran dan pengungkapannya
•Pengungkapan-pengungkapan yang dibuat oleh perusahaan public yang berhubungan dengan adanya surat berharga dan pencatatan terhadap bursa efek
•Standar audit

Perjanjian Norwalk
Diterbitkan pada tahun 2002.
Apakah janji kerjasama dalam penetapan standar antara Standar Akuntansi Internasional (IASB) dan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB).
Merupakan langkah signifikan terhadap harmonisasi internasional